Apa itu Tauhid?
Kita sering mendengar kata tauhid.
Tauhid sebagaimana dijelaskan oleh para ulama adalah unsur utama kebahagiaan seorang hamba di dunia maupun di akhirat. Modal terbesar bagi seorang hamba untuk meraih keridhaan Allah dan kecintaan Allah di dunia maupun di akhirat adalah tauhid.
Tauhid sendiri secara bahasa berasal dari kata kerja wahhada yuwahhidu artinya adalah menjadikan sesuatu atau meyakini sesuatu itu satu atau tunggal. Adapun yang dimaksud secara istilah, tauhid adalah mengesakan Allah subhanahu wata’ala wa jalla pada kekhususan-kekhususan yang dimiliki oleh Allah subhanahu wata’ala. Dan kekhususan-kekhususan Allah subhanahu wata’ala yang dijabarkan di dalam Al-Quran, yang dijelaskan oleh Allah subhanahu wata’ala sendiri dan dipaparkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-hadits yang shahih tidak keluar dari 3 kelompok besar:
1. Tauhid Rububiyah
Kekhususan Allah subhanahu wata’ala yang terkait dengan perbuatan-Nya atau rububiyah-Nya. Hanya Allah subhanahu wata’ala saja yang menciptakan alam semesta dan segenap isinya, hanya Allah subhanahu wata’ala saja yang mengatur alam semesta ini, hanya Allah subhanahu wata’ala sendiri yang menghidupkan, mematikan, memberikan rezeki. Dan hanya Dia saja yang menentukan, Dia saja yang berkuasa di alam semesta ini.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ ۖ ائْتُونِي بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَٰذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum (Al Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar” (QS Al-Ahqaf: 4)
Kekhususan ini dikelompokkan oleh para ulama dalam tauhid ar-rububiyah.
2. Tauhid Asma Wa Sifat
Kekhususan Allah subhanahu wata’ala yang terkait dengan nama-namanya Yang Maha Indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna. Hanya Dia pemilik nama Ar-Rahman, sekaligus hanya Dia pemilik nama dan sifat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang rahmatnya meliputi segenap makhluk. Hanya Dia yang memiliki sifat tidak pernah lelah, tidak pernah tidur sedikit pun.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
Allah tidak mengantuk dan tidak tidur. (QS Al-Baqarah: 255)
Ini adalah kekhususan Allah subhanahu wata’ala terkait dengan sifat-sifat-Nya dan nama-nama-Nya Yang Maha Sempurna. Kemudian para ulama mengelompokkan kekhususan-kekhususan ini dalam tauhid al asma wa ash shifat.
3. Tauhid Uluhiyah
Kekhususan Allah subhanahu wata’ala yang ketiga terkait dengan perbuatan hamba dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahwasanya hanya Allah subhanahu wata’ala yang berhak untuk diibadahi. Maka kita wajib mentauhidkan, mengesakan Allah subhanahu wata’ala, menjadikan Dia satu-satunya yang berhak untuk menerima ibadah yang disyariatkan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS: Al-Hajj: 62)
Ini kemudian dikelompokkan oleh para ulama dalam tauhid al-uluhiyah.
Kita wajib mentauhidkan Allah pada 3 kekhususan Allah subhanahu wata’ala ini.
Ustadz Johan Saputra Halim, M.H.I.
Sumber: Apa Itu Tauhid?