Pertanyaan:
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Bagaimana hukum seorang wanita berdakwah di depan umum yang jama’ahnya berbaur (laki dan perempuan)? Misalnya, di kampung kalau bulan ramadhan ana sering ditunjuk untuk tampil ceramah. Ana tidak mungkin tolak, takut ana dibilang sombong. Dan di sekolah, kampus. Ana sering juga dipilih untuk mewakili fakultas ( dalam rangka memperingati Milad fakultas kampus).
Bagaimana hukum dari semua itu?
جَزَاك اللهُ خَيْرًا
Ditanyakan oleh Sahabat BiAS
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته
Hukum seorang wanita berdakwah di depan umum yang jama’ahnya berbaur adalah Haram, karena dalam Islam perbuatan seperti itu disebut ikhtilath. Yaitu bercampurnya lelaki dan wanita dalam satu ruangan dengan tanpa adanya hijab pemisah, apalagi wanita ditampilkan di hadapan para lelaki sehingga mereka bebas melihatnya, ini adalah kemungkaran yang lebih buruk lagi.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا
“Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban : 1/463 dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah : 430).
عن ابن عباس -رضي الله عنهما- قال جاء رجل إلى النبي -صلى الله عليه وسلم- فقال يا رسول الله إني كتبت في غزوة كذا وكذا وامرأتي حاجة قال ارجع وحج مع امرأتك
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata datang seorang lelaki kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata ; “Wahai Rasulullah aku telah mendaftarkan diriku untuk berjihad pada perang ini atau itu dan istriku keluar untuk berhaji.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kembalilah dan berhajilah bersama istrimu!” (HR Bukhari : 5233, Muslim : 2/975).
Dan di dalam khalwath, apalagi tampilnya wanita di hadapan para lelaki itu terdapat unsur kemaksiatan yang besar yaitu berupa zina mata yang akan mengakibatkan terjadinya kerusakan yang lebih besar dan lebih banyak lagi. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَى، مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْاِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ أَوْ يُكَذِّبُهُ
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal itu, tidak bisa terhindarkan. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim : 2657).
Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah juga pernah ditanya tentang status wanita yang berdakwah di jalan Allah, beliau membolehkan dengan syarat yang mendengarkan ceramah da’i wanita tadi hanya khusus kaum wanita saja beliau berkata :
هذا أمر تشكر عليه بشرط أن تكون دعوتها للنساء ، وألا تسافر بدون محرم ، وننصحها بالجد والاجتهاد في هذا الأمر لان أعداء الإسلام يحرصون كل الحرص على المرأة وتضييعها وإبعادها عن دينها ، فقد اتخذوها وسيلة لإبعاد المسلمين عن دين الله ،فننصحها أن تجد وتجتهد وان تدعو أخواتها للقيام بهذا ، ولو طلب منها أن تلقي محاضرة للرجال فلا تفعل ، فإن المرأة عورة كما يقول النبي صلى الله عليه وسلم كما في جامع الترمذي من حديث ابن مسعود : ( المرأة عورة ، فإذا خرجت استشرفها الشيطان ) . ويقول الله عز وجل : ( وإذا سألتموهن متاعا فاسألوهن من وراء حجاب ، ذلكم أطهر لقلوبكم وقلوبهن )……..
.…. ثم هي نفسها وان كانت داعية فهي ليست بمعصومة، فقد دخل البلاء على القساوسة وعلى الرهبان والراهبات بسبب الاختلاط. فينبغي ألا تكون المرأة سببا لفتنة الرجال، ولا تفتن نفسها. فجزاها الله خيرا ، وواجب على كل عامل خير أن يساعدها على هذا الأمر ، وننصحها أن تحذرهن من الشيوعية والعبثية والناصرية ومن الحزبية ، وان تعلمهن دين الله . ا هـ
“Keluarnya wanita untuk berdakwah ini sesuatu yang patut disyukuri dengan syarat dakwahnya dia ini khusus untuk kaum wanita saja. Dan jangan bersafar tanpa disertai oleh mahram. Dan kami menasehatinya untuk bersungguh-sungguh dalam permasalahan ini (dakwah pada wanita dan tidak safar tanpa mahram-pent).
Karena musuh-musuh Islam sangat bersemangat menyesatkan kaum wanita dan menjauhkannya dari agamanya. Mereka telah menjadikan wanita sebagai alat untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama Allah. Maka kami menasehatinya agar bersungguh-sungguh dan mendakwahi kaum wanita dengan perkara ini.
Seandainya ada yang memerintahkannya untuk menyampaikan ceramah di hadapan kaum lelaki janganlah ia lakukan. Karena sesungguhnya wanita itu aurat sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana tersebut dalam Jami’ Tirmidzi dari Hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu : ‘Wanita itu aurat, apabila ia keluar maka ia akan dihias-hiasi oleh setan’. Dan Allah ta’ala berfirman : ‘ Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir’. (QS Al-Ahzab : 53)…..”
Kemudian Syaikh Muqbil berkata lagi : “…… Kemudian da’i wanita ini sendiri bukanlah seorang yang maksum (terjaga dari kesalahan). Telah masuk bala’/musibah pada diri para bruder, para biara dan biarawati dikarenakan ikhtilath (campur baur laki wanita). Maka hendaknya seorang wanita tidak menjadi sebab fitnah bagi para lelaki dan fitnah bagi dirinya sendiri.
Semoga Allah membalas kebaikan pada da’i wanita ini dan wajib bagi para pelaku kebaikan untuk membantunya dalam kebaikan ini dan memperingatkannya dari makar pemikiran komunis, materialistis dan sosialis dan agar mengajari ia ilmu agama”. (Qam’ul Mu’anid : 2/580). Wallahu a’lam
Konsultasi Bimbingan Islam
Ustadz Abul Aswad Al Bayati
Referensi: https://bimbinganislam.com/dai-wanita-dengan-jamaah-campur/