Kisah Ibrahim Al-Harbi

Imam Ibrahim al-Harbi rahimahullah bercerita, “Suatu hari saya mengalami krisis keuangan hingga tidak ada lagi makanan untuk keluarga saya. Istri saya berkata, “Saya dan Anda bisa bersabar untuk lapar. Tetapi dua anak ini tidak akan bisa bersabar seperti kita. Berikan saya sebagian kitabmu, untuk saya jual atau saya gadaikan dan kita bisa membeli makanan.” Saya menolaknya dan tidak ingin kitab saya dijual. Saya berkata kepadanya, “Berhutanglah untuk mereka berdua makanan, dan tangguhkanlah pembayarannya beberapa hari atau malam. Semoga Allah memberikan kemudahan dari-Nya.”

Suatu malam, ketika saya berada di dalam kamar untuk membaca dan menulis, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Saya berkata, “Siapa itu?” Ia menjawab : “Salah seorang tetanggamu.” Saya menyuruhnya untuk masuk. Ia berkata, “Matikan lampu agar saya masuk.” Saya matikan lampu kemudin dia masuk dan menaruh satu karung besar dan berkata kepada saya, “Saya sudah membuat makanan untuk anak-anak saya, dan saya ingin kamu dan anakmu juga mendapatkan bagian darinya. Dan yang lain saya letakkan di samping karung besar, pergunakanlah untuk mencukupi kebutuhanmu.” Ia pergi dan saya tidak pernah mengetahui siapa orang itu.

Saya memanggil istri saya dan menyuruhnya untuk menyalakan lampu. Dia menyalakannya dan kami mendapatkan karung besar yang di dalamnya ada lima puluh bungkus berisi berbagai macam makanan. Di samping kantung besar terdapat kantung berisi 1000 dinar. Saya berkata kepada istri saya, “Bagunkan anak- anak agar makan dan bayarlah hutang dengan dinar-dinar tersebut.”

[Tarikh Baghdad (6/31), Imam Khatib al-Baghdadi]

Sumber: TG kisahulama