Pertanyaan:
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Ustadz bagaimana sikap kita terhadap kebiasaan halal-bihalal yang diadakan keluarga besar? bolehkah kita menghadiri acara tersebut dengan niat silaturahmi tanpa mengikuti isi acara? karena dalam acara tersebut ada acara tahlilan yg notabene merupakan bid’ah ?
(Dari Widya Di Jember Anggota Grup WA Bimbingan Islam T04-G78).
Jawaban:
Bismillaah
وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته
Tidak boleh kita menghadiri acara halal bi halal karena ia merupakan ritual agama yang diada-adakan. Banyak terkumpul kemungkaran di dalam ritual ini seperti ikhtilath/campur-baurnya lelaki dan wanita dalam satu ruangan, kemudian saling berjabat tangan diantara lelaki dan wanita yang bukan mahram, mengkhususkan meminta maaf di waktu tertentu. Belum lagi jika dirangkai dengan jenis kebid’ahan lainnya seperti tahlilan, atau saling memamerkan kelebihan-kelebihan yang sudah dicapai yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Adapun bersuka ria di hari raya, saling berkunjung dan saling memberi hadiah, menghidangkan makanan dan minuman istimewa, maka ini semua adalah makna hari raya yang diperbolehkan.
Namun jika kehadiran kita di acara tersebut dengan membawa misi dakwah yang jelas, dan ada upaya mengarahkan mereka menuju syariat islam sebagian ulama membolehkannya. Syaikh Ali Al-Halaby pernah menyatakan rincian hukum menghadiri kegiatan bid’ah untuk tujuan berdakwah dan syart-syaratnya, berikut redaksi tanya jawabnya :
سؤال شيخ أحد الدعاة يعيش في المجتمع كثرت فيه المتصوفة ولم يجد إلى دعوة الناس سبيلا إلا بالحضور وبالمشاركة في الأمور المبتدعة فهل يجوز له ذلك أم لا جزاك الله خيرا ؟
Pertanyaan : Saya ada pertanyaan wahai Syaikh, salah seorang dai hidup di tengah masyarakat yang banyak sekali pemikiran sufiyyah di dalamnya. Dan ia tidak mendapati jalan untuk mendakwahi manusia melainkan dengan cara menghadiri dan ikut serta di dalam acara-acara kebid’ahan. Apakah boleh bagi dai tersebut untuk melakukan hal ini ataukah tidak, semoga Allah membalas anda dengan kebaikan ?
هنالك فرق بينها بين هذه الأمور المبتدعة إذا كانت هذه البدعة بدعة شركية فلا يجوز له الحضور بحال من الأحوال. أما إذا كانت ما دون ذلك ولم يجد سبيلا للدخول مع هؤلاء الناس إلا أن يكن في إيطارهم دون أن يشاركهم دون أن يشاركهم فهذا أرجو أن لا بأس به كصورة مرحلية كصورة مرحلية تكون من خلالها وأثنائها وبعدها البيان والتوضيح والشرح والتصحيح والدلالة والهداية والإرشاد إلى منهج السلف وعقيدة السلف والله تعلى أعلى وأعلم
Jawaban : Di sana ada perbedaan diantaranya, ada perbedaan diantara perkara-perkara bid’ah ini. Apabila bid’ah ini adalah bid’ah yang syirik, maka tidak boleh bagi dia untuk hadir bagaimanapun keadaanya. Namun jika bid’ahnya bid’ah selain syirik, dan ia tidak mndapati jalan untuk masuk mendakwahi mereka melainkan dengan bergabung bersama mereka dengan tanpa ikut serta melakukan kebid’ahan, dengan tanpa ikut serta melakukan kebid’ahan (sekedar hadir saja) maka yang seperti ini aku harap tidak masalah. Seperti gambaran bertahap yang disertai dengan acara tersebut atau sesudah acara tersebut penjelasan, penerangan, pemberian koreksi, arahan, hidayah serta petunjuk kepada manhaj salaf dan aqidah salaf. Wallahu ta’ala a’la Wa a’lam.
(Sumber DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 Tasjilat Adz Dzakhirah, File Syaikh Ali Al Halaby yang ke-13 Menit ke 14:27-15:41).
Konsultasi Bimbingan Islam
Ustadz Abul Aswad Al Bayati
Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-ikut-serta-halal-bihalal/